English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

1 Apr 2009

Ada tiga masalah kesehatan umum para pelancong yaitu jet lag, penyakit ketinggian (altitude sickness) dan diare.

JANGAN sampai acara jalan-jalan yang telah lama Anda rancang dan nanti-nantikan jadi berantakan gara-gara masalah kesehatan yang mendadak muncul yang sesungguh bisa bisa dicegah. Maka, sangat penting untuk selalu jaga kesehatan, entah Anda di rumah atau dalam perjalanan.

Namun dalam perjalanan, seperti dalam liburan keluarga atau saat tinggal sementara di luar negeri untuk keperluan studi atau bisnis, ada sejumlah hal yang perlu perhatian khusus.

Soalnya, Anda akan sangat mudah terkena sakit ketika berada di tempat baru karena tubuh tidak punya cukup kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan makanan, minuman, dan udara di tempat baru itu. Bepergian akan menempatkan tubuh Anda dalam situasi baru dan akan bersentuhan dengan hal-hal baru pula.

Jangan Pernah Abaikan Kesehatan

STRES dan kelelahan akibat perjalanan dapat membuat Anda jatuh sakit. Kabar baiknya adalah tubuh punya sistem kekebalan. Tetapi kondisi kurang tidur atau praktek diet yang buruk dapat menyebakan tubuh mudah terkena penyakit.

Hal pertama yang harus dilakukan jika bepergian, apalagi ke luar negeri, adalah mengetahui vaksin jenis apa yang dibutuhkan sebelum Anda berangkat. Jenis vaksin yang diperlukan sangat tergantung pada kondisi negara tujuan.

Turis dari negara maju misalnya, dianjurkan untuk mendapatkan vaksin tipus, hepatitis A dan B jika berkunjung ke negera berkembang. Jika berkunjung ke Nepal atau beberapa bagian wilayah India, Anda dianjurkan untuk mendapatkan vaksin meningitis terlebih dahulu.

Atau jika hendak ke bagian selatan Amerika dan Afrika, Anda sebaiknya mendapatkan vaksin demam kuning (yellow fever) terlebih dahulu. Jika ke daerah tropis yang tergolong endemik malaria seperti Vanuatu, Papua atau Ujung Kulon, bawalah obat anti-malaria.

Masalah Kesehatan Umum Dalam Perjalanan

ADA tiga masalah kesehatan yang umum terjadi saat orang bepergian yaitu jet lag, penyakit ketinggian (altitude sickness), dan diare.

Saat terbang melewati rangkaian zona waktu, Anda menerima jumlah cahaya yang berbeda dan itu dapat mengubah jam biologis tubuh Anda. Hal itu menyebabkan kondisi yang dikenal dengan sebutan jet lag. Jet lag dapat menyebabkan sejumlah gejala yang dapat merusak perjalanan seperti sakit perut, insomnia, dan kelelahan.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi jet lag; misalnya jika berjalan dari barat ke timur, jangan berada di bawah terpaan sinar matahari pada hari kedatangan. Jika Anda terbang dari timur ke barat, pergilah jalan-jalan segera mungkin setelah Anda tiba.

Sementara penyakit ketinggian (altitudes sickness) disebabkan oleh udara yang kering, oksigen yang berkurang, dan tekanan barometrik yang rendah pada saat Anda terbang atau berjalan ke tingkat ketinggian yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Akibatnya, Anda bisa saja mengalami masalah seperti sakit kepala, dehidrasi, atau sesak napas.

Beberapa orang terkena penyakit ketinggian pada ketinggian 5,000 kaki (1,524 meter), yang lain tidak terpengaruh sampai mencapai ketinggian 10,000 kaki (3,048 meter) atau lebih. Segera cari tahu batas toleransi ketinggian untuk tubuh Anda demi mengetahui jika ketinggian dapat menjadi masalah.

Pencegahan terbaik untuk masalah ketinggian adalah secara bertahap meningkatkan level ketinggian Anda setiap hari agar terbiasa dengan kondisi itu. Jika hal itu tidak mungkin dilakukan, gunakan obat acetazolamide. Obat itu dapat membatu menghilangan dan bahkan mencegah penyakit ketinggian.

Jika Anda berpikir mungkin akan mengalami masalah dengan ketinggian, bicarakan dengan dokter sebelum meninggalkan rumah.

Kasus diare mungkin terlihat banyak dan karena itu dianggap sepele, namun hal itu bisa menjadi masalah serius. Diare bagi para traveler dikenal dengan nama turista. Diare sering terjadi ketika bakteri asing memasuki saluran pencernaan Anda, biasanya karena makan makanan atau minum minuman yang terkontaminasi.

Cara terbaik untuk mencegah turista adalah berhati-hati terhadap makanan dan minuman selama dalam perjalanan.

Makan dan Minuman yang Aman

MAKANAN dan minuman apa yang aman untuk dimakan dan diminum? Semua makanan yang direbus umumnya aman, begitu pula dengan buah-buahan dan sayuran yang dikupas sebelum dimakan. Hindari makan daging mentah atau setengah matang, atau makanan yang disajikan dalam kondisi tidak dimasak.

Anda mungkin mendengar bahwa turis dari negara maju dilarang minum air di sejumlah negara berkembang, tetapi tahukah Anda mengapa? Persediaan air di banyak negara berkembang tidak ditangani seperti di negara maju; aneka bakteri, virus, dan parasit umumnya ditemukan dalam air.

Banyak ahli menyarankan untuk minum hanya air kemasan saat traveling. Jika menggunakan air keran, pertama harus merebus atau menjernihkannya dengan iodium tablet terlebih dahulu. Jika sedang sikat gigi, cuci lensa kontak, kumur, atau menambahkan es pada minuman, pertama-tama pastikan air itu aman untuk diminum.

Bawalah Obat

SAAT mengepak, masukan semua obat dan persediaan yang berkaitan dengan kesehatan yang biasanya Anda gunakan karena semua itu mungkin saja sulit ditemukan di negara lain jika persediaan Anda habis. Anda bisa saja menemukannya di negeri tujuan namun tetap ada resiko obat-obat itu terlalu keras atau lemah buat Anda. Obat-obat seperti bisa saja berupa obat berdasarkan resep dokter yang biasa gunakan seperti inhalers, obat alergi, insulin, lensa kontak dan vitamin.

Bawa juga obat penghilang rasa sakit seperti acetaminophen dan obat diare. Baik juga untuk membawa obat penghilang alergi meskipun Anda tidak pernah menggunakannya selama di rumah. Orang kadang-kadang menderita alergi terhadap serbuk sari dan unsur protein lain yang terdapat dalam lingkungan yang baru. KOMPAS

0 komentar: